Menyajikan istilah-istilah dan artikel telekomunikasi

Search the Dictionary

Aplikasi IoT dalam Manajemen Sampah/Limbah


By Guest Writer -January 22, 2019



Aplikasi IoT dalam pengelolaan limbah melibatkan warga dan kota untuk proyek yang lebih berkelanjutan. Mengoptimalkan rute pengambilan sampah berdasarkan aktual level pengisian unit pembuangan - yang diukur dengan sensor level pengisian - adalah salah satu aplikasi yang terbukti sangat berdampak. Pada akhirnya, mengubah pengelolaan limbah secara benar akan membutuhkan kolaborasi yang lebih dalam antara pemangku kepentingan publik dan swasta.

Pengelolaan limbah adalah bagian penting dari manajemen kota — terutama di wilayah yang telah menjadi penting untuk menata ulang kembali kota untuk kelestarian lingkungan. Kita harus mencari cara yang berkelanjutan untuk mengelola, mengurangi, dan menggunakan kembali tumpukan sampah yang dihasilkan di kota setiap hari. Langkah tepat ke arah ini adalah membawa teknologi ke dalam manajemen operasi kota sehari-hari. 

Internet of Things (IoT) telah berhasil menembus aspek bisnis. Ini lanskap seluruh transformasi industri dari pendidikan ke ritel untuk menjaga kesehatan lingkungan, dan dari otomotif ke hiburan. Karena dampak IoT pada industri pengelolaan limbah, masa depan daur ulang terlihat menjanjikan. Aplikasi IOT dalam pengelolaan limbah secara efektif meningkatkan efisiensi operasi kota. Rute yang telah ditentukan sebelumnya dan metode pengumpulan limbah yang lama semakin banyak digantikan dengan tempat sampah yang dilengkapi sensor dan aplikasi pengelolaan limbah yang canggih.

Menggunakan Data IoT untuk Mendaur Ulang Produk

Keberhasilan aplikasi yang menggunakan IoT terletak pada pengumpulan sejumlah besar data yang real time dan distilasi (penyulingan) data tersebut menghasilkan analisa yang dapat digunakan pengguna untuk mengambil tindakan. Seiring kemajuan teknologi sensor, seluruh objek sehari-hari terhubung ke internet (dan satu sama lain) untuk bertukar informasi secara interaktif.

Aplikasi IoT paling umum dalam operasi pengelolaan limbah saat ini adalah optimalisasi rute otomatis truk pengangkut sampah. Truk-truk ini umumnya mengikuti rute tertentu setiap hari untuk mengumpulkan sampah. Untuk departemen sanitasi yang belum memanfaatkan konektivitas IoT, para pengemudi umumnya tidak tahu seberapa penuh tempat sampah yang akan didatangi. Itu mengakibatkan banyak waktu dan bahan bakar terbuang, dan ujungnya penegeluaran biaya yang tinggi.

Aplikasi IOT dalam pengelolaan limbah dapat meningkatkan efisiensi dengan memberikan informasi kepada pekerja sanitasi tentang tingkat pengisian dari berbagai unit pembuangan secara aktual, yang muatannya dapat bervariasi menurut hari, minggu, dan musim.

Tempat sampah yang dilengkapi oleh sensor dan yang terhubung ke internet dapat mengumpulkan informasi tentang tingkat pengisian, suhu, lokasi, atau jenis data apa pun yang dikumpulkan sensor yang bermanfaat bagi departemen sanitasi. Dengan antarmuka pengguna yang mampu mengungkapkan lokasi dan tingkat pengisian semua tempat sampah, pekerja sanitasi dapat merencanakan rute otomatis untuk memprioritaskan area tempat sampah mana yang telah penuh dan perlu diangkut sampahnya.

Tapi bagaimana dengan barang elektronik seperti baterai atau elektronik? Elektronik mengandung platinum, emas, perak, litium, dan paladium serta bahan baku lainnya seperti besi, tembaga, dan aluminium — semua komponen berharga yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali.

Dengan pesatnya perkembangan elektronik menembus setiap aspek dunia kita, jumlah limbah elektronik yang kita hasilkan kemungkinan akan terus naik. Ini membuka serangkaian peluang baru bagi bisnis untuk menggunakan sistem sanitasi digital untuk mendaur ulang limbah elektronik untuk komponen berharga.

Salah satu negara yang sudah memanfaatkan IoT untuk manajemen sampah adalah Jepang. 



Share:

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Sponsor

160x600

Charity